Tuesday 26 July 2016

Serat yang Berasal dari Hewan

Serat alam meliputi serat yang dihasilkan oleh tanaman, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini dapat mengalami pelapukan.
Serat alam dapat digolongkan kedalam:

  • Serat tumbuhan: biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun dan serat rami. (baca jenis-jenis serat tumbuhan: disini
  • Serat kayu, berasal dari tumbuhan berkayu.
  • Serat hewan, umumnya tersusun atas protein tertentu. Contoh dari serat hewan yang dimanfaatkan oleh manusia adalah bulu domba (wol), kulit, bulu, dan sutera
  •  Serat mineral, umumnya dibuat dari asbestos. Saat ini asbestos adalah satu-satunya mineral   yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang.  (Baca jenis-jenis serat mineral disini)
Berikut merupakan jenis-jenis serat yang berasal dari hewan:
1)             Wol
Serat wol tumbuh dari kulit domba dan merupakan serat yang relatif kasar dan berkerut dengan sisik pada permukaannya. Serat wol terdiri dari protein. Tampilan serat bervariasi tergantung pada jenis domba. Serat yang lebih halus, lebih lembut dan lebih hangat cenderung memiliki lebih banyak sisik dan lebih halus. Serat yang lebih tebal dan kurang hangat memiliki lebih sedikit sisik dan kasar. Biasanya, serat wol yang lebih baik dengan sisik yang lebih halus tampak kusam daripada kualitas serat berkualitas buruk yang memiliki lebih sedikit sisik.

Karakteristik
·         Tampak berkerut
·         Elastis
·         Higroskopis, mudah menyerap kelembaban
·         Menyatu pada suhu lebih tinggi daripada kapas
·         Tingkat penyebaran api, pelepasan panas dan panas pembakaran lebih rendah
·         Tahan terhadap listrik statis
Aplikasi
·         Pakaian – jaket, jas, celana, baju hangat, topi dan sebagainya
·         Selimut, karpet, bulu kempa dan pelapis
·         Karpet kuda, kain pelana



2)               Serat Sutera
Serat sutera berasal dari air liur ulat sutera saat menjadi kepompong. Jenis kain sutera memiliki daya jual yang tinggi, karena memiliki kilau dan kehalusan yang tidak dimiliki serat lain. Kekuatan serat suterapun baik namun dalam keadaan basah kekuatan serat sutera berkurang 15%. Serat sutera memiliki ciri – ciri fisik licin, berkilau, lembut, kenyal, kuat dan dapat menyesuaikan diri dengan temperatur udara yang ada. Jika dijadikan sebuah pakaian, serat sutera akan terasa dingin dan dapat menyerap keringat dengan baik. Namun serat sutera dapat berubah warna menjadi kuning jika terlalu banyak terpapar cahaya matahari. Serat sutera juga tidak tahan panas dan asam namun tahan terhadap ngengat.
Karakteristik
·         Berkilau, tekstur halus dan lembut dan tidak licin
·         Ringan, kuat, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya ketika basah
·         Elastisitas sedang hingga buruk. Jika dipanjangkan, tetap meregang
·         Dapat melemah jika terkena terlalu banyak sinar matahari
·         Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor
·         Dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor
Aplikasi
·         Kemeja, dasi, blus, gaun formal, pakaian mode kelas atas
·         Pakaian dalam wanita, piyama, jubah, setelan pria dan baju musim panas
·         Banyak aplikasi untuk furnishing
·         Pelapis jok, penutup dinding, dan hiasan dinding


3)        Kulit

Dalam aspek tata busana dan produk hewan, kulit adalah bahan yang fleksibel dan tahan lama yang dibuat dengan proses penyamakan kulit hewan, umumnya kulit sapi. Kulit telah digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakaian, interior kendaraan, furnitur, sampul buku, bedug, dan sebagainya.
Saat ini sebagian besar kulit terbuat dari kulit sapi. Kulit kambing, domba, dan rusa juga digunakan untuk menghasilkan bahan yang lebih empuk dan dihargai lebih tinggi. Kulit rusa digunakan sebagai sarung tangan di negara beriklim sedang. Kulit hewan lainnya yaitu kulit babi, kerbau, buaya, anjing, ular, kangguru, dan ungas besar seperti burung unta.
Kulit kangguru bersifat kuat, fleksibel, ringan, dan anti abrasi, sering digunakan sebagai bahan pembuat cambuk dan jaket pengguna sepeda motor. Sepatu sepak bola, dan sarung tinju.


Pedang tradisional Jepang Katana menggunakan kulit ikan pari (khususnya subordo Myliobatoidei) pada pegangannya



4) Serat Alpaca 

Serat alpaca merupakan serat alami yang didapatkan dari alpaka, yang merupakan hewan unik  termasuk ke dalam keluarga unta dan menyerupai llama. Serat alami ini lembut, tahan lama, mewah dan halus. Dibandingkan dengan wol, serat ini lebih hangat, tidak berduri, dan tidak mengandung lanolin, yang membuatnya menjadi hypoallergenic. 
Alpaka secara alami tahan air dan sulit untuk terbakar. Terdapat dua jenis serat alpaka yakni:
1) Huacaya, alpaca yang tumbuh serat spons lembut, memiliki kerutan alami, sehingga membuat benang elastis ini yang sangat cocok untuk dirajut. 
2) Suri tidak memiliki kerutan dan karenanya lebih cocok untuk barang tenunan. 

Alpaca dibuat menjadi berbagai produk, mulai dari pakaian yang sangat sederhana dan murah yang dibuat oleh masyarakat adat hingga produk canggih, industri dan mahal seperti pakaian. Pembuatan, pembuatan kartu, pemintalan, proses tenun dan finishing alpaka sangat mirip dengan proses yang digunakan untuk wol.

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

1 comments:

Manual Categories