P.T.
Freeport Indonesia
Lokasi: Wilayah Kontrak Karya P.T. Freeport Indonesia
(selanjutnya saya singkat dengan PTFI) berada dalam wilayah administrasi
Kecamatan Mimika Timur, Kabupaten Fak-Fak, Propinsi Irian Jaya. Letak
geografis: 40 3’ 25” LS dan 1370 8’ 25” BT pada jajaran
Pegunungan Sudirman. PTFI juga memiliki ijin penggunaan area untuk prasarana
proyek yang meliputi daerah yang membujur dari utara (sekitar wilayah Kontrak
Karya) ke selatan (sekitar pelabuhan Amamapare; tempat pengangkutan konsentrat
hasil pengolahan). Daerah ini dipakai oleh PTFI sebagai sarana pelabuhan, pipa
penyalur bahan bakar, dan pipa penyalur konsentrat.
Freeport Indonesia
Endapan: Papua terbentuk sebagai hasil tumbukan dua buah lempeng
tektonik: Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Secara geologis, Papua dapat
dibagi menjadi 3 daerah, yaitu Southern Plains, New Guinea Mobile
Belt (terletak di tengah), dan Pasific Plate Margin (di sebelah
utara). Akibat benturan tersebut, maka terjadilah penerobosan oleh batuan beku
terhadap batuan sedimen di atasnya. Hasilnya terjadi perubahan pada batuan
sedimen sehingga termineralisasi dan menghasilkan tembaga yang berasosiasi
dengan emas dan perak. Konsentrasi mineral logam dengan kadar tinggi tersebut
diperkirakan terdapat pada jalur pegunungan bagian tengah Papua.
Penyusupan lempeng yang terjadi mengakibatkan pengangkatkan
batuan sedimen kemudian diintrusi oleh magma pada batas tepi lempeng. Intrusi
magma tersebut menghasilkan batuan beku kompleks dan komposisi intermediet (dioritic),
yairu skarn.
Pada akhir proses geologi, terbentuklah suatu pusat
daerah mineralisasi yang terbagi dalam bentuk zona-zona di sepanjang batas
intrusi. Zona-zona tersebut meliputi:
1. Zona Grasberg
2. Zona Erstberg
3. Zona Gunung Bijih
Deposit Gunung Bijih (Erstberg) yang terletak di lereng
bagian selatan Pegunungan Jayawijaya merupakan daerah yang terangkat paling
tinggi. Deposit kompleks Erstberg bagian timur merupakan skarn kontak
yang terbentuk di antara batu gamping kelompok Irian, Formasi Faumai, dan
Intrusi diorit Erstberg timur.
Sistem penambangan: Tambang bawah tanah DOZ (Deep Ore Zone) terletak
dibawah GBT dan IOZ (sekitar 470 meter di bawah IOZ dan 622 meter di bawah
GBT). Sistem penambangan yang diterapkan di tambang bawah tanah DOZ adalah
Metode Block Caving dengan membuat daerah awal ambrukan atau undercut
sehingga nantinya akan terjadi perambatan ambrukan pada badan bijih sebagai
akibat dari beban badan bijih itu sendiri. Pada sistem ambrukan ini, proses penambangan
dilakukan melalui beberapa level kegiatan:
1. Level Undercut (3146 dan 3136 L), tempat pemboran
dan peledakan pada daerah drill drift untuk membuat undercut.
Jarak antara drill drift 30 meter dengan panjang yang bervariasi
mengikuti bentuk badan bijih dan posisinya sejajar terhadap panel drift
dibawahnya (yaitu pada Level Produksi). Ukuran lubang bukaan dari drill drift
adalah 3,6 x 3,6 meter.
2. Level Produksi/Ekstraksi (3126 dan 3116 L) terletak tepat
berada di bawah Level Undercut. Berfungsi sebagai tempat penarikan bijih
hasil ambrukan di Level Uncut. Dua lubang bukaan penting yang berada
pada level ini adalah:
- Panel, yaitu jalan angkut brokrn ore dari draw
point menuju stasiun penumpahan boken ore.
- Drawpoint, yaitu lubang-lubang penarikan bijih yang
menyerong ke kiri dan kanan pada tiap panel untuk tempat loading brokrn ore
dari Level Undercut menggunakan alat LHD (Load Haul Dump). Ada
dua macam drawpoint, yaitu single draw point dan double draw point.
- Drawbells, yaitu
lubang bukaan vertikal yang menghubungkan Level Undercut dengan draw
point.
3. Level Truck Haulage (3076 L). Boken ore
dari Level Produksi turun melalui raise setinggi 20 meter dan ditampung
pada tempat penampungan. Kemudian boken ore tersebut diangkut ke truk ke
DOZ crusher dan Ore Bin.
4. Level Exhaust/Gallery (3010 L) terletak antara Level
Pengangkutan dan Level Produksi untuk mengalirkan udara bersih ke Level Undercut,
Level Produksi, dan Level Pengangkutan. Selain itu level ini digunakan untuk
mengeluarkan udara kotor melalui vertikal raise sepanjang 800 meter yang menuju
langsung ke exhaust fan.
5. Level Conveyor (3000 L) merupakn level terbawah
pada sitem Block Caving di DOZ. Level Conveyor ini merupakan area
penempatan conveyor belt yang mengalirkan boken ore yang berasal
dari Level Produksi. Pada level ini dipasang crusher. Boken ore
pada crusher ini kemudian dialirkan menuju stock pile melalui lubang
vertikal.
Produksi: endapan DOZ terdiri dari berbagai macam tipe batuan dan
sekumpulan mineral-mineral. Batuan tersebut antara lain diorite, limestone,
dolomite, marble, calcite-marble, dan batuan skarn
(fosterite magnetite, fosterite, skarn, magnetite skarn,
HALO (High Altered Locally Ore)). Mineral-mineral yang terdapat di
daerah DOZ antara lain calcopyrite (CuFeS2), pyrite
(FeS2), dan covelite (CuS).
Tambang DOZ berproduksi mulai tahun 2000 dan
diperhitungkan dengan target produksi untuk tambang DOZ sebesar 95.956.904 ton,
maka cadangan DOZ diperkirakan akan habis pada tahun 2014.
Cadangan yang dapat ditambang:
- Cadangan yang dapat ditambang secara sublevel caving
sebesar 12.3 juta ton dengan kadar 2,39% Cu, 1,2 gram/ton Au, serta 10,11
gram/ton Ag.
- Cadangan yang dapat ditambang secara Block Caving,
termasuk pengotornya (mineable diluted) sebanyak 95.956.904 ton dengan kadar
1,07% Cu, 0,9 gr/ton Au dan 5,98 gr/ton. Dengan asumsi bahwa Cut off
Grade (CoG) 0,9% Cu Eq [Cu Eq = total Copper + 0,69 gr/ton Emas + 0,0066 gr/ton
Perak].
Pada tahun 2000 jumlah produksi yang direncanakan
mencapai > 700 ribu ton dengan produksi per hari 2000 ton. Jumlah produksi
tiap tahunnya bertambah hingga mencapai konstan pada kisaran 9 juta ton (tahun
2004-2011), kemudian produksi tiap tahun akan turun kembali hingga 3,5 juta ton
pada tahun 2013.
P.T.
Fajar Bumi Sakti
Lokasi: Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong,
Kabupaten Kutai, Prop. Kalimantan Timur, dengan letak geogarfisnya : 00
22’ 15,32” LS – 00 24’ 39” LS dan 1170 1’ 11,81” BT – 1180
1’ 09,82” BT.
Mempunyai
luas 538.34 Ha dan melakukan izin pertambangannya melalui kontrak karya. Jarak
tambang ke kota terdekat yaitu Balikpapan sekitar 45 menit yang dapat ditempuh
dengan jalan air dan jalan darat.
Endapan: Batubara yang ada merupakan hasil sedimentasi
dari sungai Mahakam yang secara regional termasuk dalam cekungan Kutai.
Terdapat 4 lapisan dan kualitas batubaranya ada pada tabel dibawah ini.
Tabel Keadaan lapisan batubara
Lapisan
|
Ketebalan (meter)
|
A & B
|
sudah selesai ditambang
|
C
|
2 - 2,5
|
D
|
1 - 1,5
|
Tabel
Kualitas Batubara
No
|
Kualitas
|
Rata-rata (%)
|
1
|
Total Moisture
|
11,6
|
2
|
Volatile Matter
|
40
|
3
|
Fixed Carbon
|
42,8
|
4
|
Ash
|
5,6
|
5
|
Kalori Value
|
7145 (Kcal/kg)
|
Kadaan batubara
tertambang lapisan C & D sekitar
12.361.000 ton sedangkan cadangan terindikasi sekitar 35.948.127 ton.
Metode penambangan:
1. Longwall Retreating. Dilakukan dengan melakukan penggalian menggunakan
alat-alat sederahana seperti pahat, belincong, pick hammer dan
sekop. Penyanggan dilakukan dengan menggunakan Hydraulic Prop (HP), cribbing
yang terbuat dari kayu pilihan seperti kayu Ulin, kayu Kapur, kayu Bengkirai
dan kayu Rengas. Pengangkutan menggunakan Lori berukuran 1 x 1,5 x 0,85 m. dan
pada lapisan D alat angkut menggunakan Chain Conveyor.
2. Room and pillar
konvensional. Menggunakan alat-alat sederhana seperti pick hammer dan
sekop serta cangkul.
Alat yang digunakan
1. Pahat
2. Belincong
3. Pick Hammer
4. Sekop
5. Hydraulic Prop (HP)
6. Lori
7. Chain Conveyor
P.T.
Bukit Asam, Persero
Unit
Penambangan Ombilin
Lokasi: Dengan luas 15499,32 Ha, Unit Penambangan
Ombilin milik P.T. Bukit Asam terletak pada 00 35’ LS – 00
43’ LS dan 1000 44’ BT – 1000 50’ BT dengan ijin KP dari
Kodya Sawah Lunto dan Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung Sumatra Barat. Merupakan
salah satu tambang batubara bawah tanah terbesar di Indonesia.
Endapan: Cadangan tersebar di daerah Parambahan, Sapan
Dalam, Waringin, Sugar, Tanah Hitam, Simang, Kandi, Sigalut, Sawah Rasau dan
Sawah Luhung. Cadangan terbesar dan ditambang terletak di daerah Sawah Luhung
sekitar sepuluh kilometer dari daerah Sawah Lunto. Jarak dari tambang ke kota
Sawah Lunto sekitar 95 km dengan menggunakan jalan raya, sedangkan jarak dari
tambang ke Sawah lunto dapat ditempuh dengan menggunakan kereta api yang
mempunyai jarak sekitar 155 km.
Batubara
yang terbentuk merupakan endapan yang berada di cekungan Ombilin yang termasuk
suatu cekungan sedimen. Pada cekungan Ombilin terdapat formasi Silungkung,
Tuhur, Brani, Sangka Sewang, SawahTambang, Ombilin, Ranau dan Sawah Lunto.
Batubara Ombilin sendiri terletak pada formasi Sawah Lunto. Batubara Ombilin
diendapkan pada lingkungan sungai bermeander pada kalan Eosin sampai dengan
Oligosin yang terbentuk kira-kira 28 sampai dengan 65 juta tahun yang lalu.
Tabel Keadaan lapisan batubara
No
|
Lapisan
|
Tebal Lapisan (m)
|
Dip (derajat)
|
1
|
A
|
1,5 - 2
|
3,0 - 18,0
|
2
|
B
|
0,4 - 0,8
|
3,0 - 18,0
|
3
|
C
|
4,0 - 7,0
|
3,0 - 24
|
Sturktur geologi Cekungan Ombilin dicirikan oleh adanya
patahan-patahan normal dengan arah Timur Laut sampai dengan Barat Daya dan
memiliki pergeseran 2 sampai dengan 100 meter. Barubaranya tergolong batubara
Bituminous High Volatile B, dengan kadar kalori 13.000 – 14.000 BTU/lb atau
7200 – 7750 kcal/kg.
Tabel
Cadangan Insitu Ombilin
No
|
Daerah
|
Cadangan (juta ton)
|
1
|
Kandi – T. Hitam
|
5,5
|
2
|
Sawah Pasau V ( lapisan
C)
|
1,9
|
3
|
Sawah Luhung Selatan
(lap. A)
|
0,57
|
4
|
Sawah Luhung (lap.C)
|
1,8
|
5
|
Waringin Sugar ( Lap. A
& C)
|
15,9 & 53,9
|
6
|
Sigalut (Lap. A & C)
|
15 & 8
|
Total
|
107,189
|
Batubara di ombilin
mempunyai kualitas yang dapat diandalkan untuk export ataupun sebagai bahan
bakar pembangkit tenaga listrik tenaga uap. Seperti yang ditunjukkan tabel di
bawah ini:
Tabel
Kualitas Batubara
Rata-rata
|
|||||||
1
|
Total Moisture
|
11
|
7
|
SiO2
|
24,4 - 78,44
|
MgO
|
0,63 - 3,49
|
2
|
Inherent Moisture
|
6
|
N2O3
|
6,7 - 22,87
|
Na2O
|
2,49 - 3,14
|
|
Ash Content
|
max 8
|
Fe2O3
|
8,34 - 32,96
|
TiO2
|
0,39 - 1,23
|
||
Volatile Matter
|
34
|
CaO
|
1,99 - 7,95
|
P2O5
|
0,22 - 0,24
|
||
Fixed Carbon
|
51
|
8
|
Initial Deformation
|
1,492
|
|||
3
|
Sulphur Content
|
max 1
|
Initial Softening
|
1,519
|
|||
4
|
Calori Value
|
6500 - 7500
|
Hemispherical
|
1,538
|
|||
5
|
HGI
|
45
|
Fluid
|
1,593
|
|||
6
|
C (%)
|
68,74 - 74,67
|
9
|
FSI
|
0 - 3,5
|
||
N (%)
|
1,25 - 1,42
|
Metode penambangan:
1. Metode Longwall
i. Longwall Manual.
Diterapkan teakhir kali tahun 1989 di panel VI A AR, menggunakan peralatan
sebagai berikut batang baja, hydraulic prop (HP), dan susunan kayu bulat
(midwall), pneumatic hammer dan konveyor
ii. Longwall Semi Mekanis.
Terakhir kali di pergunakan pada tahun 1989 di daerah blok AR VI/1, alat yang
digunakan adalah Double Ended Drum Shearer, batang baja, Hydrulic Prop.
iii. Longwall Mekanis
Penuh
Mulai dipakai sejak tahun
1986 di panel III A, perbedaan dengan metode Longwall semi mekanis adalah
terletak pada sistem penyanggannya,
2. Room and pillar (Dipergunakan
pada panel IV F manual)
Alat tambang utama:
1. Double Ended Drum
Shearer (DEDRS) sebagai alat gali muat utama yang dapat memotong batubara.
2. Armoured Flexible Conveyor
(AFC) sebagaialat angkut batubara keluar tambang.
3. Powered Roof Support
(PRS) sebagai penyangga mekanis untuk menahan beban batuan atap batuan di
permukaan kerja.
Produksi:
Produksi tambang batubara
ombilin sampai tahun 1998:
Tahun
|
Tambang Dalam
|
Tambang terbuka
|
Batubara bersih (ton)
|
1995
|
121386
|
1237528
|
1201846,11
|
1996
|
86575
|
1255712
|
1102904,45
|
1997
|
30684
|
1192768
|
1107560,53
|
1998
|
52800
|
1182317
|
1124000
|
Penjualan:
Penjualan dari Ombilain
sampai tahun 1998 adalah sebagai berikut:
Tujuan
|
1995
|
1996
|
1997
|
1998
|
Domestik (ton)
|
480956,24
|
439624,51
|
581181,56
|
400000
|
Export (ton)
|
852483,47
|
771982,79
|
534792,52
|
376000
|
Jumlah (ton)
|
1333439,71
|
1211607,3
|
1115974
|
776000
|
P.T.
Aneka Tambang
Unit
Penambangan Emas Cikotok
Unit Penambangan Emas Cikotok (atau disingkat UPEC)
adalah salah satu unit produksi dari P.T. Aneka Tambang. Produk akhirnya berupa
presipitat Au dan Ag serta konsentrat Pb dan Zn.
Tambang yang dikelola adalah tambang Ciputer dan Cirotan,
serta Cipicung/Gunung Picung, Cipanggelseran dan tambang Camari.
Lokasi: Tambang Cirotan terletak 17 km di sebelah utara
Cikotok, sedangkan tambang Camari dan Cipanggelseran terletak masing-masing 4
km dan 12 km di sebelah utara Cirotan. Tambang Ciputer terletak di desa
Cibeber, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Daerah ini terletak pada 60
50’ 34” LS sampai dengan 60 51’ 58” LS dan 00 30’ 40” BB
sampai 00 30’ 40” BB.
Endapan: Bijih
yang ada di unit Pertambangan Emas Cikotok dikenal sebagai:
1. Bijih oksida, yaitu bijih dengan kandungan base metal Pb
dan Zn rendah. Bijih ini terdapat di Cikotok, Cipicung, dan Gunung Picung.
2. Bijih sulfida, yaitu bijih dengan kandungan base metal Pb
dan Zn yang tinggi. Bijih ini terdapat di Cirotan, Cimari, Hatemi, dan Lebak
Sembada.
Emas terdapat
sebagai:
1. Butiran logam murni yang bertebaran halus pada batuan
kuarsa dan sulfida.
2. Berkaitan dengan Ag sebagai Electrum.
Perak sebagai:
1. Butiran logam murni.
2. Terperangkap dalam oksida Mn.
3. Mineral sulfida (Argentite dan Pyrargite).
Bijih yang terdapat di UPEC, yaitu: Electrum (Ag2S),
Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), Pyrite (FeS2), Kalkopyrite (CuFeS2),
Kovelite (CuS), Native Cu, Oksida dan Fluorida Besi, Arsenopyrite (FeAsS),
sedikit Pyrhotite, sedikit Bornite (Cu5FeS4).
Sistem Produksi:
Metode penambangan yang dipakai adalah Cut and Fill, yaitu suatu
metode penambangan yang mana biji atau mineral berharga yang diambil dari dalam
bumi kemudian diangkat ke permukaan tanah. Akibat pengambilan bijih tadi akan
timbul rongga yang kemudian akan dimasukkan material pengisi ke dalamnya. Filling
material yang dipakai merupakan campuran lumpur dan pasir dengan kayu kelas
IV (dikenal sebagai kayu Abasia atau Jeung-jing
(Sunda) atau kayu Lengan (Jawa) atau Albizza falicata). Kayu jenis ini
dipilih karena cukup kuat dan awet, mudah diperoleh, mudah ditanam dan cepat
dipanen.
Keuntungan penggunaan filling material jenis ini
adalah:
- waktu persiapannya tidak lama,
- pemasangan kayu cepat,
- dapat langsung diproduksi tanpa menunggu kering dan keras
seperti campuran pasir dan lumpur saja,
- lombong yang dioperasikan terbatas,
- tidak ada genangan lumpur dari level dan cross cut,
- tidak memerlukan sarib, sehingga menghindari kemungkinan
penyumbatan pompa-pompa penirisan.
Sedangkan kerugiannya adalah:
- mahal,
- udara di lombong menjadi panas dan berbau akibat
pembusukan kayu,
- akibat berhubungan langsung dengan tanah dan bebatuan
serta kondisi yang lembab kayu akan cepat menjadi lapuk.
P.T.
Aneka Tambang, Tbk.
Unit
Penambangan Emas Cikidang
Lokasi: Berlokasi di Daerah Cikidang, desa Kujang
Sari, Kec. Cibeber, Kab. Lebak, Propinsi Banten. Daerah ini terletak antara
Cikotok dan Gunung Pongkor. Disebelah Timurnya Cirotan dan disebelah Selatannya
terdapat lereng gunung Sanggabuana. Berjarak 35 km Timur Laut dari Cikotok.
Endapan: Urat Cikidang termasuk tipe endapan emas
Epithermal yang terperangkap dalam formasi Cimapang, berumur Miosen Bawah
dengan arah urat N 1850 E – N 2100 E dip 600 –
700 dan lebar 0.7 m – 2.7 m.
Selain
itu juga dijumpai urat kuarsa yang tersingkap sepanjanng + 50 meter
dengan arah N 1800° E - N 2100° E, kemiringan antara 600
– 760° kearah barat, lebar antara 10 dan 100 cm. Di sekitar hulu
Sungai Cibanteng dijumpai zona urat (urat timur) berupa urat kuarsa dengan 1,5
dan 2 meter, berarah N 1700° E/ 860, kemiringan ke arah
Barat.
Tabel Kadar Au/Ag
Lokasi
(meter)
|
Lebar rata-rata
|
Kadar rata-rata
|
|
Au
|
Ag
|
||
Vein Cikidang
|
1,50
|
10,0
|
87,60
|
Vein Tengah
|
1,00
|
0,54-12,00
|
3,40-108
|
Vein Timur
|
2,00
|
Tr - 1,04
|
6,99
|
Vein Barat
|
0,70
|
Tr-0,30
|
4,96-8,26
|
Metode penambangan: Menggunaan metode penambangan Underhand Stull Stoping
dengan arah penambangan kearah bawah. Penyanggan dilakukan dengan kayu seperti cribbing.
Alat tambang dan bahan peledak yang digunakan
1. LHD; untuk melakukan pemuatan batubara.
2. Lokomotif dan Lori; untuk pengankutan batubara keluar
tambang .
3. Overshoot Loader; sebagai alat pemuatan batubara ke lori.
4. Air Leg Drill Wet Type; alat pengeboran manual yang menggunakan batang bor
Integral Drill Steel
5. Powergel Magnum 3151; bahan peledak dengan detonatornya Half
Second Delay.
P.T. Aneka Tambang, Tbk.
Unit Bisnis Penambangan Emas Pongkor
Lokasi
PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan
Emas terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Daerah ini dapat ditempuh sekitar 54 Km
ke arah Barat Daya dari kota Bogor. Dengan luas wilayah Kuasa Pertambangan
sebesar 6047 Hektar.
Areal
penambangan tersebut meliputi wilayah KP eksploitasi No. KW 98 PP 0138/Jabar
seluas 6.047 hektar dan KP eksplorasi No. KW 96 PP 0127 B/Jabar seluas 3.870
hektar. Sedangkan dari posisi geografi KP eksploitasi ini terletak pada
kordinat:
-
Bujur Timur 106o30’01,0”
sampai dengan 106 o 35’38,0”
-
Lintang Selatan 6o36’37.2”
sampai dengan 6 o 48’11,0”
Peta eksploitasi dan
eksplorasi Pongkor
Tiga urat bijih utama yang telah ditambang antara lain urat Ciurug,
Ciguha dan Kubang Cicau. Urat bijih Ciurug dan Kubang Cicau saat ini masih
dalam proses penambangan sedangkan Ciguha cadangannya dapat dikatakan sudah
habis ditambang. Urat bijih yang baru ditemukan dan baru saja dimulai
penambangannya adalah Pamoyanan.
Endapan
Proses pembentukan emas di daerah Pongkor merupakan
pembentukan emas epithermal sulfida rendah. Umur mineralisasi batuan yang
menyusun daerah ongkor diperkirakan sejak zaman Pliosen yang masih aktif sampai
dengan zaman Pleistosen
Berdasarkan data
eksplorasi dan penelitian, cebakan bijih tambang emas pongkor merupakan jenis
cebakan epithermal berupa vein yang terdapat dalam batuan gunung api andesit
kuarter tua sampai tersier.
Total seluruh
cadangan mineral resourches yang tidak termasuk dalam kandungan bijih sebesar
1.751.941 ton batu basah dengan kadar rata-rata Au 9,6 gpt dan Ag 144,67 gpt,
sedangkan total cadangan bijih sebesar 5.381.654 ton batu basah dengan
kandungan rata-rata Au 11,81 gpt dan Ag 134,17 gpt
Metode Penambangan
1. Cut
and fill Stoping
Metode cut and
fill yaitu mengambil bijih emas dari perut bumi kemudian rongga yang
telah kosong diisi dengan material filling yaitu slurry hasil
pengolahan material limbah yang telah bersih dari unsur-unsur yang berbahaya.
Metode cut and fill diterapkan pada penambangan bijih di urat
bijih Ciurug dan Kubang Cicau
a. Cut and Fill Stoping mekanis
Diterapkan di Ciurug, semua peralatan yang digunakan
sudah bersifat mekanik dari pengeboran sampai pengangkutan. Karena peralatan
yang moderen dan mekanis maka produksi dari metode ini lebih besar daripada
metode lainnya.
q Gambar Metode Cut and Fill Stoping Mekanis
q Gambar skema penambangan di Ciurug
q Gambar Penampang Ciurug, development pada sill
drive, pengambilan ore pada slice dan jalur ore pass
dari rampup dan antar level.
b. Cut and fill Stoping Konvensional
Diterapkan di urat Kubang Kicau disebut konvensional
karena alat yang digunakan disini sebagian besar masih menggunakan tenaga
manusia atau manual sehingga produksinya tidak terlalu besar.
q Ore yang diledakkan kemudian ditarik untuk dibawa
ke ore chute dan ore pass
Gambar
Ore chute dan Ore pass.
2.
Shrinkage Stoping
Metode shrinkage stoping
dilakukan secara overhand stoping konvensional dimana pekerja
bekerja diantara tumpukan ore dan belakang stope yang sedang
dikerjakan. Kegiatannya meliputi pengeboran, peladakan, scaling dan
penyanggaan. Setelah diledakkan ore kemudian ditarik menuju ore chute
dan ore pass.
q Gambar Sketsa Shrinkage Stoping
Setelah kegiatan
selesai metode shrinkage tidak meninggalkan apa-apa (meninggalkan lombong
besar) atau bisa juga diisi dengan waste serentak dengan ore
ketika dilakukan penarikan terakhir. Apabila endapan bijih terlalu tebal maka
diisi filling dengan waste atau slurry.
Alat-alat tambang yang
digunakan
1. Electrics
battery locomotive: Sebagai penggerak atau loko untuk menarik lori atau
grandby.
2. Grand
by: Sebagai alat angkut menuju keluar tambang ke ROM.
3. Rocker
Shovel / Air Shoot Loader: Sebagai alat muat utnuk kapsiats yang kecil,
dipaki pada Urat Kubang Kicau dan Urat Pamoyanan.
4. Slusher
/ scraper: Untuk menarik ore hasil peledakan menuju ore pass.
Dipakai di Urat Kubang Kicau.
5. Jack
leg: Untuk melakukan pengeboran secara manual. Dipakai pada urat Kubang
Kicau dan Pamoyanan, dan sedikit di Urat Ciurug.
6. Wheel
loader: Untuk melakukan pengangkutan ore di ore pass.
7.
LHD (Load Haul and Dump): Untuk melakukan pemuatan ore hasil
peledakan dan pemuatan waste untuk pengisian filling.
8.
Jumbo Drill: Untuk melakuakn pengeboran mekanis di urat Ciurug.
9. Dump
Truck: Mengangkut waste ke waste dump.
10.
Cage / Winder: Alat bantu untuk pemuatan manusia seperti lift.
11.
Mine Car: Untuk transportasi bantu menuju daerah Ciurug 500, dan transportasi
di sekitar tambang.
Produksi
Produksi
Pongkor pada tahun 2000 adalah sebagai berikut:
Tabel Produksi Batu basah tahun 2000
Pemasaran
Hasil dari Pongkor berupa batangan yang mengandung emas
dan sebagian besar perak. Selanjutnya batangan tersebut dibawa ke tempat
pengolahan Logam Mulia di Jakarta. Disana batngan tersebut diolah untuk menjadi
emas batangan dengan kadar 99,99% emas. Emas batangan yang sudah jadi tersebut
selanjutnya di jual ke luar negeri atau export.
Pengolahan Limbah
Pengolahan
limbah dilakukan untuk mengantisipasi adanya bahan-bahan yang berbahaya dalam
tailing khususnya yang mengandung sianida. Penanganan limbah dilakukan melalui
2 cara, yaitu cara alamiah dan cara kimia. Limbah yang dihasilkan dari pabrik
pengolahan dialirkan menuju tailing dengan menggunakan pipa. Penanganan secara
alamiah dilakukan di tailing dam. Kemudian penanganan dilakukan secara kimiawi
yang dilakukan di Cyanide Destruction Plant dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah). CN-
yang kemungkianan masih ada diatasi dengan menambahkan H2O2,
CuSO4, koagulant, dan floculant. Penambahan dilakukan sampai tingkat
kekeruhan tertentu yang diijinkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelum dibuang ke
sungai, air hasil pengolahan limbah dialirkan terlebih dahulu melewati sumur
pengendapan, untuk menurunkan prosentase butiran (mengurangi tingkat kekeruhan)
baru setelah itu air dilepaskan ke sungai Cikiniki.
Hasil pengendapan
setelah ditambahkan bahan-bahan di atas akan berupa lumpur (slurry) yang
tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Lumpur tersebut selanjutnya
dialirkan kembali ke dalam tambang dengan menggunakan pipa untuk kegiatan back
filling.
Pada lokasi
pengolahan limbah terdapat laboratorium mini yang beroperasi 24 jam dengan
pengambilan sampel setiap 1 jam untuk meneliti tingkat kandungan sianida,
dengan maksud untuk mengontrol kandungan bahan berbahaya dari waktu ke waktu.
Bagi yang mau KP atau TA di perusahaan-perusahaan tambang di atas, sebaiknya pahami lebih baik tentang perusahaan tersebut. Terutama sistem penambangan yang digunakan oleh tambang tersebut.
gudluck~
Bagi yang mau KP atau TA di perusahaan-perusahaan tambang di atas, sebaiknya pahami lebih baik tentang perusahaan tersebut. Terutama sistem penambangan yang digunakan oleh tambang tersebut.
gudluck~
0 comments:
Post a Comment