Download versi .doc LINK
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah_Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalahmengenai “HYGIENA
PANGAN”.
Shalawat
dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia
dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.
Proses penyusunan makalah ini tidak
lepas dari bimbingan dosen mata kuliah Kesehatan Masyarakat Veteriner. Beliau telah
banyak memberi masukkan sehingga makalah ini selesai.
Kami menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mohon maaf jika terdapat kekurangan
atau kekeliruan dalam makalah ini. Dan kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari berbagai pihak untuk kemajuan di masa yang akan datang.
Aceh Besar, 01 November 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar
Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
........................................................................... 2
2.1 PENGERTIAN HIGIENE................................................................................. 2
2.2
TUJUAN HIGIENE DAN SANITASI ............................................................. 3
2.3
PRINSIP DALAM HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN........................ 3
2.3.1Pemilihan Bahan Makanan............................................................................ 3
2.3.2 Penyimpanan Bahan Makanan..................................................................... 4
2.3.3 Pengolahan Makanan................................................................................... 4
2.4BAHAYA
PANGAN.......................................................................................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................. 10
3.1
Kesimpulan ......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.
Makanan yang dikonsumsi berbgai jenis dengan berbagai cara pengolahannya.
Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjdai penyebab terjadinya
ngangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk
memelihara adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan
memastikan bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari
wholesomenes (penyakit). Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti
memiliki nilai gizi, yang optimal seperti vitamin, mineral, hidrat arang, lemak
dan lainnya. Bila salh satu faktor tersebut ternganggu maka makanan yang
dihasilkan akan menimbulkan ngangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan
makanan. Salah satu diantaranya dikarenakan terkontaminasi. Kontaminasi yang
terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat
menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang
terkontaminasi disebut penyakit bawakan makanan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari Higiene Pangan dan Sanitasi makanan ?
2. Tujuan
Higiene dan Sanitasi ?
3. Prinsip
dalam Higiene dan Sanitasi makanan ?
4. Apa
saja bahaya pangan ?
1.3 Tujuan
Penulisan
makalah yang berjudul “ HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN” ini kiranya bertujuan
untuk memberikan pengetahuan agar lebih memahami dan mengerti tentang apa itu
higiene dan sanitasi makanan dan bagaimana cara pengelolaan makanan yang benar
yang memungkinkan akan terjadinya kelangsungan hidup yang nyaman dan sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.PENGERTIAN HIGIENE
Kata higiene berasal dari bahasa
Yunani “hygiene”(artinya healthfull = sehat),seorang nama dewi kesehatan
Yunani(hygieia).Beberapa definisi higiene adalah:Higiene adalah seluruh kondisi
atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan (a condition or practice which
promotes good health).Higiene adalah tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan
(the maintanance of healthfull practices)
Definisi higiene pangan menurut
codex alimentarius commission(CAC) adalah semua kondisi dan tindakan yang
diperlukan untuk menjamin kesehatan dan kelayakan makanan pada semua tahap
dalam rantai makanan (all conditions and measure necessary to ensure the safety
and the suitability of food at all stages in the food chain).
Pengertian keamanan pangan (food
safety) dalam definisi di atas adalah jaminan agar makanan tidak membahayakan
konsumen pada saat disiapkan dan atau dimakan menurut penggunaannya( assurance
that food will not cause harm to the consumer when it is prepared and/or eaten
according ti its intended use).sedangkan kelayakan pangan (food suitability)
adalah jaminan agar makanan dapat terima untuk konsumsi manusia menurut
penggunaannya ( assurance that food will not cause harm to the consumer when it
is prepared and/or eaten according ti its intended use).
Higiene daging adalah semua dan
kondisi tindakan untuk menjamin keamanan dan kelayakan daging pada semua tahap
dalam rantai makanan.
Pengertian dan sanitasi merupakan
suatu tindakan atau upaya untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui
pemeliharaan dini setiap individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya,
agar individu terhindar dari ancaman kuman penyebab penyakit(depkes RI,1994).
Sanitasi makanan merupakan salah
satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu
untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganngu
kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama
dalam
proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan sampai pada saat dimana makanan
dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi kepada masyarakat atau konsumen
(Prabu,2008)
2.2.TUJUAN HIGIENE DAN
SANITASI
Menurut Prabu(2008) sanitasi makanan
bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah penjualan
makanan yang akan merugikan pembeli, mengurangi pembeli, mengurangi kerusakan
makanan. Higiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk mengendalikan faktor
makanan, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
2.3.PRINSIP DALAM HIGIENE
DAN SANITASI MAKANAN
Prinsip higiene dan sanitasi makanan
adalah upaya praktis dan penyehatan makanan. Menurut Depkes RI 2004
prinsip-prinsip higiene sanitasi makann meliputi:
2.3.1. Pemilihan Bahan
Makanan
Bahan makanan perlu dipilih yang
sebaik-baiknya dilihat dari segi kebersihan, penampilan dan kesehatan.penjamah
makanan dalam memilih bahan yang akan diolah harus mengetahui sumber-sumber
makanan yang baik serta memperlihatkan ciri-ciri bahan yang baik.
Beberapa
hal yag harus diingat tentang pemilihan bahan makanan:
1. hindari
penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.
2. mintalah
informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.
3. gunakan
catatan tempat pembelian bahan makanan
4. belilah
bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu
5. tidak
membeli bahan makanan yang sudh kadaluarsa atau membeli daging/ unggas yang
sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial
mengandung bakteri
6. membeli
daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin bakteri pada
makanan.
2.3.2.
Penyimpanan Bahan Makanan
Menurut Depkes RI 2004, dalam
penyimpanan bahan makanan hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. penyimanan
harus dilakukan dalam suatu tempat khusu yang bersih dan memenuhi syarat
2. barang-barang
harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk mengambilnya, tidak
menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus, tidak mudah membusuk
dan rusak, dan untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat
penyimpanan dingin
3. setiap
bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk riwayat keluar
masuk barang dengan system FIFO (First in First Out)
2.3.3. Pengolahan
Makanan
Menurut Dewi (2004) yang dikutip dari
Anwar dkk(1997), pengolahan makanan menyangkut 7(tempat) aspek, yaitu:
1.Penjamah
makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga
yang menjamah makanan mulai dari persiapan, pengolahan , penyimpanan,
pemgangkutan, maupun penyajian makanan. Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang
penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan.
2.Cara
pengolahan makanan
Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes
No.304/Per/IX/1989 adalah semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan
dengan cara terlindungi dari kontak langsung antara penjamah dengan makanan.
Perlindungan komtak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan: sarung
tangan, penjepit makanan, sendok, garpu, dan sejenisnya. Dan setiap tenaga
pengolah makanan pada saat bekerja harus mamakai celemek, tutup rambut, sepatu
dapur, tidak merokok serta tidak makan/mengunyah.
3.Tempat
pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan, dimana
makanan diolah sehingga menjadi makananjadi biasanya disebut dengan dapur,
menurut Depkes RI(1994) perlu diperhatikan kebersihan tempat pengolahan
tersebut serta tersedianya air bersih yang cukup.
4.Perlengkapan
/Peralatan
Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/
peralatan dalam pengolahan makanan adalah aman sebagai alat/perlengkapan
pengolahan makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunkan dan juga desain perelngkapan
terseebut.
5.Penyimpanan
makanan
Menurut Depkes RI(1994) penyimpanan
makanan dimaksudkan untuk mengusahakan makanan agar dapat awet lebih lama.
Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana
terdapat titik-titik rawan untuk perkembangbiakan bajteri petogen dan pembusuk
pada suhu yang sesuai dengan kondisinya.
6.Pengangkutan
makanan
Makanan telah selesai diolah ditemapt
pengolahan , memerlukan pengangkutan untuk selanjutnya disajikan atau disimpan.
Bila pengangkutan makanan kurang tepat dan alat angkutnya kurang baik
kualitasnya, kemungkinan pengotoran dapat terjadi sepanjang pengangkutan(Depkes
RI,1994).
7.Penyajian
makanan
Menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989,
persyaratan penyajian makanan adalah sebagai betikut:
1.harus
terhindar dari pencemaran
2.peralatan
untuk penyajian harus terjaga kebersihannya
3.harus
diwadahi dan dijamin dengan peralatan bersih
4.penyajian
dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersihh
5.penyajian
makanan harus memenuhi persyaratan berikut:
ü Di
tempat yang bersih
ü Meja
ditutup dengan kain putih atau plastik
ü Asbak
tempat abu rokok setiap saat dibersihkan
ü Peralatan
makanan dan minuman yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah di cuci.
2.4 BAHAYA PANGAN
Terdapat
3 kelompok bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit melalui
makanan (foodborne illness)
1.
Bahaya Fisik : menimbulkan
cidera akibat menggigit atau menelan “benda asing” yang terdapat pada makanan.
Bahaya fisik nampaknya tidak seperti bahaya biologis karena hanya menimbulkan
dampak pada sebagian orang. Bahaya fisik contohnya dari: logam seperti staples
dan paku, kaca, rambut, kuku jari, kayu, batu, tusuk gigi, dll.
2.
Bahaya Kimia: Mengkontaminasi makanan
berasal dari hasil residu bahan kimia pada makanan yang kontak dengan permukaan
bahan pembersih, cat pada peralatan masak atau pestisida dan residu logam.
Berikut ini beberapa hal lainnya, penyebab kontaminasi bahan kimia pada makanan
:
o
Residu deterjen, bahan
pembersih, atau konsentrat sanitizer
o
Kesalahan penggunaan
pestisida di pertanian dan peralatannya
o
Bahan pembunuh serangga
yang terdapat di area dapur
o
Beberapa zat kimia yang
sengaja dicampur pada makanan seperti pengawet makanan, zat aditif, boraks,
pewarna tekstil, dll
o
Bahan kimia tertentu
pada kemasan makanan (plastik, styrofoam, kaleng, kertas) yang bersifat toksik.
Seperti : zinc pada kaleng makanan yang bergalvanil dapat lepas jika terkena
makanan yang asam.
3.
Bahaya Biologis :Berasal
dari mikroorganisme atau bakteri yang dibawa pada saat proses produksi dan
penyajian makanan. Mikroorganisme atau bakteri dapat menyebar pada saat batuk
dan bersin, atau pada saat menyentuh bahan makanan, peralatan masak, pisau,
piring, sendok dan makanan yang telah siap saji. Berikut ini beberapa contoh
mikroorganisme yang disebarkan melalui makanan :
Salmonella
typhi dan bakteri paratyphoid biasanya
menyebabkan penyakit akut yaitu keracunan darah dan menimbulkan typhoid atau
tipus yang gejalanya seperti demam pada manusia.
E
coli dapat menimbulkan penyakit pada manusia
apabila sel E Coli dalam tubuh melebihi ambang toleransi tubuh. E Coli dapat
menyebabkan penyakit pada manusia yang mengkonsumsi air atau makanan yang telah
terkontaminasi oleh kotoran hewan. Gejala yang timbul biasanya cukup parah
disertai diare yang mengandung darah dan kram perut tanpa disertai demam
tinggi. Komplikasi penyakit yang disebabkan oleh E coli antara lain anemia
temporari, perdarahan dan gagal ginjal. Jenis E Coli 0157:H7 dapat menyebabkan
kematian.
Listeria
monosigonesis Bakteri ini dapat berkembang pada
suhu rendah di dalam kulkas. Wanita hamil yang terinfeksi oleh bakteri ini
berisiko untuk mengalami keguguran. Masa inkubasi antara 9 jam – 6 minggu
dengan gejala berupa sakit kepala, demam, mual-mual, meningitis,
sepsticemia. Sumber kontaminan pada sayuran mentah, susu yang tidak
terpateurisasi, daging merah dan unggas yang setengah matang.
Clostridium
perfringens adalah bakteri yang biasanya
mengkontaminasi daging unggas dan produk-produk daging lainnya, khususnya yang
direbus, berkuah dan berpasta. Gejala yang ditimbulan yakni : sakit perut,
diare, dan mual. Bakteri ini ditemukan pada kotoran binatang dan manusia dan
acapkali dalam daging dan tanah. Kebanyakan contoh, penyebab aktual
keracunan Clostridium perfringens adalah memasak makan pada
temperatur yang tidak tepat. Sejumlah kecil organisme ini sering ada setelah
pemasakan dan berlipat ganda merancuni makan selama tingkat pendingan dan saat
disimpan untuk prepared foods.
Keracunan
botulism dari makanan merupakan jenis keracunan makanan yang disebabkan
oleh pencernaan makanan mengandung neurotoxin kuat yang terbentuk selama
pertumbuhan organisme tersebut. Toksinnya labil terhadap panas dan dapat
dimusnakan jika dipanaskan pada suhu 80°C selama 10 menit atau lebih. Penyakit
ini sangat menjadi perhatian karena tingkat kematiannya tinggi jika tidak
diobati dengan segera dan tepat. Botulism (keracunan makanan akibat C.
botulinum) diasosiasikan dengan proses makan terlalu singkat, makanan kaleng,
dan kadang-kadang termasuk makanan olahan. Sosis, produk daging, sayuran kaleng
dan produk makanan laut menjadi mesin penyebab botulisme pada manusia.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 kesimpulan
Higiene adalah seluruh kondisi atau
tindakan untuk meningkatkan kesehatan(a condition or practice which promotes
good health).Higiene adalah tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan (the
maintanance of healthfull practices)
Sanitasi makanan bertujuan untuk
menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli, mengurangi pembeli, mengurangi kerusakan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI.1994. Pedoman pengolahan dan penyehatan makanan warung sekolah.Jakarta
Dewi,
ys.2008.higiene dan sanitasi pengelolaan
makanan pada sentra pedagang makanan jajanan kesawan squre dan pagaruyung
Medan Tahun 2008. Skripsi FKM USU. Medan
Prabu
.2008.higiene dan sanitasi makanan.http//gmpg.org.Jakarta.
diakses tanggal 13 juni 2009
0 comments:
Post a Comment