KAMBOJA
1. Kapan pertama sekali Indonesia berhubungan
dengan Negara Kamboja
Hubungan Indonesia dengan Kamboja mengacu pada hubungan bilateral
Kerajaan Kamboja dan Republik Indonesia. Kamboja memiliki kedutaan besar di
Jakarta, sementara Indonesia memiliki kedutaan besar di Phnom Penh. Sejak
hubungan diplomatik dirintis pada tahun 1960-an. Indonesia selalu mendukung
perdamaian dan stabilitas di Kamboja. Indonesia menyediakan pasukan untuk
Otoritas Transisi PBB di Kamboja pada tahun 1992, dan pada tahun 1999 Indonesia
mendukung keanggotaan Kamboja di ASEAN. Kamboja menghargai Indonesia yang
secara konsisten telah membantu Kamboja, terutama dalam peningkatan
kapasitas.[1] Kedua negara adalah anggota Gerakan Non-Blok dan ASEAN.
2. Kerjasama Indonesia di bidang:
a. Perdagangan
Indonesia dan Kamboja telah mengalami
perkembangan yang baik secara ekstensif dan intensif. Hubungan itu dipupuk oleh
berbagai generasi dan sedang semakin berkembang cepat di semua bidang politik,
ekonomi, kebudayaan dan pendidikan. Diantaranya, hubungan ekonomi dan
perdagangan telah mencapai kemajuan-kemajuan melompat dan juga merupakan salah
satu diantara faktor-faktor penting yang turut menegakkan secara sukses
hubungan tetangga baik, persahabatan tradisional, kerjasama komprehensif,
berkesinamungan dan berjangka panjang antara dua negara.
b. Pertanian
Pemerintah Kamboja juga menawarkan investasi untuk pengembangan
penggilingan gabah di Tanah Air.
Selain itu, Kamboja juga menawarkan akses pasar untuk alat pertanian
dan bibit-bibit pertanian kepada swasta di Indonesia.
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral tersebut, Mentan RI menawarkan pengembangan kapasitas dan kerja
sama teknik, termasuk pemberian bantuan berupa traktor tangan atau mesin
penggilingan gabah.
c. Pertambangan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)
mengingatkan agar pengelolaan bisnis pertambangan Kamboja dan Indonesia harus
lebih baik untuk bisa bersaing di Pasar Bebas ASEAN 2015. Catatan itu mengemuka
dalam hasil riset OECD bertajuk Economic Outlook for Sutheast Asia, China, and
India. Hasil riset itu dirilis di Bali pada Desember silam. Lembaga itu
mengatakan kedua negara harus mampu mengembangkan industri pertambangan berikut
hasil olahannya untuk mampu berperan lebih banyak di kawasan regional.
Sementara itu, catatan menunjukkan kalau pada 12 Januari 2014,
pemerintah Indonesia bakal memberlakukan Undang-undang (UU) Nomor 4/2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba). Poin penting dalam beleid
itu adalah pelarangan ekspor mineral mentah.
d. Ketenagakerjaan
Selama pemerintahan Soekarno pada tahun 1960-an,
Presiden Indonesia telah mengunjungi Kamboja dan sebaliknya Pangeran Norodom
Sihanouk juga mengunjungi Indonesia. Pada tahun 1992 Indonesia termasuk negara
yang menyumbangkan tenaga pasukan untuk Otoritas Transisi PBB di Kamboja dan
membantu Kamboja dalam usaha menjaga keamanan untuk mencapai perdamaian.
Indonesia juga menyambut dan mendukung keanggotaan Kamboja di ASEAN pada tahun
1999. Hubungan antara Indonesia dan Kamboja telah tumbuh pesat sejak saat itu.
e. Peternakan
Sebanyak tujuh peserta asing dari Kamboja, Laos
dan Timor Leste, serta lima peserta lokal yaitu dari Jawa Tengah, Jawa Timur,
Lampung, Medan dan Banjarmasin mengikuti pelatihan yang bertujuan untuk
menggali potensi kerja sama dan meningkatkan pemahaman antar peserta. Serta
sebagai wadah pertukaran pengalaman di bidang peternakan yang berkelanjutan.
Pelatihan tersebut juga merupakan realisasi dari
dukungan Pemerintahan Indonesia terhadap pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN,
khususnya sebagai upaya mempersempit kesenjangan pembangunan antar
negara-negara ASEAN, khususnya Kamboja, Laos dan Myanmar
f. Perindustrian
Indonesia dan Kamboja sepakat untuk meningkatkan
kerjasama ekonomi. Kesepakatan ini dicapai setelah Presiden RI Joko Widodo
menerima Perdana Menteri Kamboja Hun Sen di sela sela rangkaian kegiatan
penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 di Jakarta. Turut mendampingi
Presiden Joko Widodo dalam pertemuan ini Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P
Marsudi.
Dalam pertemuan ini, Presiden Joko Widodo juga
mengundang pengusaha Kamboja untuk dapat memanfaatkan produk unggulan Indonesia
seperti industri militer, kendaraan bermotor, obat obatan, produk farmasi,
produk konsumen rumah tangga, dan teknologi pertanian
g. Pendidikan
Indonesia dan Kamboja sepakat memperkuat kerja sama di bidang
penidikan vokasi. Selain pelajar dan pendidik membangun peluang kerja sama
akademik, peluang magang di kedua negara juga akan dibuka lebar.
Kerja sama pendidikan vokasi Indonesia dengan negara-negara Asia
Tenggara didorong South-East Asian Ministers of Education Organization Regional
Open Learning Center (SEAMOLEC).
SEAMOLEC Indonesia memfasilitasi kerja sama 12 institusi pendidikan
menengah dan tinggi vokasi Indonesia serta 17 pendidikan tinggi vokasi dan
institusi pelatihan vokasi Kamboja yang berkumpul di National Polytecnic
Institute of Cambodia (NPIC).
h. Sosial-Budaya
Antarnegara di Bidang Sosial Budaya Upaya Indonesia menjalin kerja
sama antarnegara social budaya. Anggota menteri pendidikan dari Negara asia
tenggara diantaralain, yaitu Indonesia, kamboja, laos,
i. Kesehatan
Hingga tahun 2017, Pemerintahan Indonesia dan
Kamboja belum melaksanakan kesepakatan kerjasama bilateral di bidang kesehatan.
3. Konflik Indonesia-Kamboja
Hingga
saat ini tidak ada persilisihan antarnegara tersebut. Indonesia dan Kamboja
memiliki hubungan yang sangat baik. Bahkan ketika kamboja dan Thailand
berseteru, Indonesia memiliki andil dalam mempersatukan kedua Negara yang
saling berbatasan tersebut.
0 comments:
Post a Comment