Sunday 31 July 2016

Sistem Penambangan Bawah Tanah


P.T. Freeport Indonesia
Lokasi: Wilayah Kontrak Karya P.T. Freeport Indonesia (selanjutnya saya singkat dengan PTFI) berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Mimika Timur, Kabupaten Fak-Fak, Propinsi Irian Jaya. Letak geografis: 40 3’ 25” LS dan 1370 8’ 25” BT pada jajaran Pegunungan Sudirman. PTFI juga memiliki ijin penggunaan area untuk prasarana proyek yang meliputi daerah yang membujur dari utara (sekitar wilayah Kontrak Karya) ke selatan (sekitar pelabuhan Amamapare; tempat pengangkutan konsentrat hasil pengolahan). Daerah ini dipakai oleh PTFI sebagai sarana pelabuhan, pipa penyalur bahan bakar, dan pipa penyalur konsentrat.

Freeport Indonesia

Endapan: Papua terbentuk sebagai hasil tumbukan dua buah lempeng tektonik: Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Secara geologis, Papua dapat dibagi menjadi 3 daerah, yaitu Southern Plains, New Guinea Mobile Belt (terletak di tengah), dan Pasific Plate Margin (di sebelah utara). Akibat benturan tersebut, maka terjadilah penerobosan oleh batuan beku terhadap batuan sedimen di atasnya. Hasilnya terjadi perubahan pada batuan sedimen sehingga termineralisasi dan menghasilkan tembaga yang berasosiasi dengan emas dan perak. Konsentrasi mineral logam dengan kadar tinggi tersebut diperkirakan terdapat pada jalur pegunungan bagian tengah Papua.
Penyusupan lempeng yang terjadi mengakibatkan pengangkatkan batuan sedimen kemudian diintrusi oleh magma pada batas tepi lempeng. Intrusi magma tersebut menghasilkan batuan beku kompleks dan komposisi intermediet (dioritic), yairu skarn.
Pada akhir proses geologi, terbentuklah suatu pusat daerah mineralisasi yang terbagi dalam bentuk zona-zona di sepanjang batas intrusi. Zona-zona tersebut meliputi:
1.     Zona Grasberg
2.     Zona Erstberg
3.     Zona Gunung Bijih
Deposit Gunung Bijih (Erstberg) yang terletak di lereng bagian selatan Pegunungan Jayawijaya merupakan daerah yang terangkat paling tinggi. Deposit kompleks Erstberg bagian timur merupakan skarn kontak yang terbentuk di antara batu gamping kelompok Irian, Formasi Faumai, dan Intrusi diorit Erstberg timur.



Sistem penambangan: Tambang bawah tanah DOZ (Deep Ore Zone) terletak dibawah GBT dan IOZ (sekitar 470 meter di bawah IOZ dan 622 meter di bawah GBT). Sistem penambangan yang diterapkan di tambang bawah tanah DOZ adalah Metode Block Caving dengan membuat daerah awal ambrukan atau undercut sehingga nantinya akan terjadi perambatan ambrukan pada badan bijih sebagai akibat dari beban badan bijih itu sendiri. Pada sistem ambrukan ini, proses penambangan dilakukan melalui beberapa level kegiatan:
1.     Level Undercut (3146 dan 3136 L), tempat pemboran dan peledakan pada daerah drill drift untuk membuat undercut. Jarak antara drill drift 30 meter dengan panjang yang bervariasi mengikuti bentuk badan bijih dan posisinya sejajar terhadap panel drift dibawahnya (yaitu pada Level Produksi). Ukuran lubang bukaan dari drill drift adalah 3,6 x 3,6 meter.
2.     Level Produksi/Ekstraksi (3126 dan 3116 L) terletak tepat berada di bawah Level Undercut. Berfungsi sebagai tempat penarikan bijih hasil ambrukan di Level Uncut. Dua lubang bukaan penting yang berada pada level ini adalah:
-       Panel, yaitu jalan angkut brokrn ore dari draw point menuju stasiun penumpahan boken ore.
-       Drawpoint, yaitu lubang-lubang penarikan bijih yang menyerong ke kiri dan kanan pada tiap panel untuk tempat loading brokrn ore dari Level Undercut menggunakan alat LHD (Load Haul Dump). Ada dua macam drawpoint, yaitu single draw point dan double draw point.
-       Drawbells, yaitu lubang bukaan vertikal yang menghubungkan Level Undercut dengan draw point.
3.     Level Truck Haulage (3076 L). Boken ore dari Level Produksi turun melalui raise setinggi 20 meter dan ditampung pada tempat penampungan. Kemudian boken ore tersebut diangkut ke truk ke DOZ crusher dan Ore Bin.
4.     Level Exhaust/Gallery (3010 L) terletak antara Level Pengangkutan dan Level Produksi untuk mengalirkan udara bersih ke Level Undercut, Level Produksi, dan Level Pengangkutan. Selain itu level ini digunakan untuk mengeluarkan udara kotor melalui vertikal raise sepanjang 800 meter yang menuju langsung ke exhaust fan.
5.     Level Conveyor (3000 L) merupakn level terbawah pada sitem Block Caving di DOZ. Level Conveyor ini merupakan area penempatan conveyor belt yang mengalirkan boken ore yang berasal dari Level Produksi. Pada level ini dipasang crusher. Boken ore pada crusher ini kemudian dialirkan menuju stock pile melalui lubang vertikal.
Produksi: endapan DOZ terdiri dari berbagai macam tipe batuan dan sekumpulan mineral-mineral. Batuan tersebut antara lain diorite, limestone, dolomite, marble, calcite-marble, dan batuan skarn (fosterite magnetite, fosterite, skarn, magnetite skarn, HALO (High Altered Locally Ore)). Mineral-mineral yang terdapat di daerah DOZ antara lain calcopyrite (CuFeS2), pyrite (FeS2), dan covelite (CuS).
Tambang DOZ berproduksi mulai tahun 2000 dan diperhitungkan dengan target produksi untuk tambang DOZ sebesar 95.956.904 ton, maka cadangan DOZ diperkirakan akan habis pada tahun 2014.
Cadangan yang dapat ditambang:
-       Cadangan yang dapat ditambang secara sublevel caving sebesar 12.3 juta ton dengan kadar 2,39% Cu, 1,2 gram/ton Au, serta 10,11 gram/ton Ag.
-       Cadangan yang dapat ditambang secara Block Caving, termasuk pengotornya (mineable diluted) sebanyak 95.956.904 ton dengan kadar 1,07% Cu, 0,9 gr/ton Au dan 5,98 gr/ton. Dengan asumsi bahwa Cut off Grade (CoG) 0,9% Cu Eq [Cu Eq = total Copper + 0,69 gr/ton Emas + 0,0066 gr/ton Perak].
Pada tahun 2000 jumlah produksi yang direncanakan mencapai > 700 ribu ton dengan produksi per hari 2000 ton. Jumlah produksi tiap tahunnya bertambah hingga mencapai konstan pada kisaran 9 juta ton (tahun 2004-2011), kemudian produksi tiap tahun akan turun kembali hingga 3,5 juta ton pada tahun 2013.


P.T. Fajar Bumi Sakti
Lokasi: Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai, Prop. Kalimantan Timur, dengan letak geogarfisnya : 00 22’ 15,32” LS – 00 24’ 39” LS dan 1170 1’ 11,81” BT – 1180 1’ 09,82” BT.
Mempunyai luas 538.34 Ha dan melakukan izin pertambangannya melalui kontrak karya. Jarak tambang ke kota terdekat yaitu Balikpapan sekitar 45 menit yang dapat ditempuh dengan jalan air dan jalan darat.
Endapan: Batubara yang ada merupakan hasil sedimentasi dari sungai Mahakam yang secara regional termasuk dalam cekungan Kutai. Terdapat 4 lapisan dan kualitas batubaranya ada pada tabel dibawah ini.

Tabel Keadaan lapisan batubara
Lapisan
Ketebalan (meter)
A & B
sudah selesai ditambang
C
2 - 2,5
D
1 - 1,5

Tabel Kualitas Batubara
No
Kualitas
Rata-rata (%)
1
Total Moisture
11,6
2
Volatile Matter
40
3
Fixed Carbon
42,8
4
Ash
5,6
5
Kalori Value
7145 (Kcal/kg)

Kadaan batubara tertambang lapisan C & D sekitar 12.361.000 ton sedangkan cadangan terindikasi sekitar 35.948.127 ton.
Metode penambangan:
1.     Longwall Retreating. Dilakukan dengan melakukan penggalian menggunakan alat-alat sederahana seperti pahat, belincong, pick hammer dan sekop. Penyanggan dilakukan dengan menggunakan Hydraulic Prop (HP), cribbing yang terbuat dari kayu pilihan seperti kayu Ulin, kayu Kapur, kayu Bengkirai dan kayu Rengas. Pengangkutan menggunakan Lori berukuran 1 x 1,5 x 0,85 m. dan pada lapisan D alat angkut menggunakan Chain Conveyor.
2.     Room and pillar konvensional. Menggunakan alat-alat sederhana seperti pick hammer dan sekop serta cangkul.
Alat yang digunakan
1.     Pahat
2.     Belincong
3.     Pick Hammer
4.     Sekop
5.     Hydraulic Prop (HP)
6.     Lori
7.     Chain Conveyor




P.T. Bukit Asam, Persero
Unit Penambangan Ombilin
Lokasi: Dengan luas 15499,32 Ha, Unit Penambangan Ombilin milik P.T. Bukit Asam terletak pada 00 35’ LS – 00 43’ LS dan 1000 44’ BT – 1000 50’ BT dengan ijin KP dari Kodya Sawah Lunto dan Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung Sumatra Barat. Merupakan salah satu tambang batubara bawah tanah terbesar di Indonesia.
Endapan: Cadangan tersebar di daerah Parambahan, Sapan Dalam, Waringin, Sugar, Tanah Hitam, Simang, Kandi, Sigalut, Sawah Rasau dan Sawah Luhung. Cadangan terbesar dan ditambang terletak di daerah Sawah Luhung sekitar sepuluh kilometer dari daerah Sawah Lunto. Jarak dari tambang ke kota Sawah Lunto sekitar 95 km dengan menggunakan jalan raya, sedangkan jarak dari tambang ke Sawah lunto dapat ditempuh dengan menggunakan kereta api yang mempunyai jarak sekitar 155 km.
Batubara yang terbentuk merupakan endapan yang berada di cekungan Ombilin yang termasuk suatu cekungan sedimen. Pada cekungan Ombilin terdapat formasi Silungkung, Tuhur, Brani, Sangka Sewang, SawahTambang, Ombilin, Ranau dan Sawah Lunto. Batubara Ombilin sendiri terletak pada formasi Sawah Lunto. Batubara Ombilin diendapkan pada lingkungan sungai bermeander pada kalan Eosin sampai dengan Oligosin yang terbentuk kira-kira 28 sampai dengan 65 juta tahun yang lalu.




Tabel Keadaan lapisan batubara
No
Lapisan
Tebal Lapisan (m)
Dip (derajat)
1
A
1,5 - 2
3,0 - 18,0
2
B
0,4 - 0,8
3,0 - 18,0
3
C
4,0 - 7,0
3,0 - 24

Sturktur geologi Cekungan Ombilin dicirikan oleh adanya patahan-patahan normal dengan arah Timur Laut sampai dengan Barat Daya dan memiliki pergeseran 2 sampai dengan 100 meter. Barubaranya tergolong batubara Bituminous High Volatile B, dengan kadar kalori 13.000 – 14.000 BTU/lb atau 7200 – 7750 kcal/kg.
Tabel Cadangan Insitu Ombilin
No
Daerah
Cadangan (juta ton)
1
Kandi – T. Hitam
5,5
2
Sawah Pasau V ( lapisan C)
1,9
3
Sawah Luhung Selatan (lap. A)
0,57
4
Sawah Luhung (lap.C)
1,8
5
Waringin Sugar ( Lap. A & C)
15,9 & 53,9
6
Sigalut (Lap. A & C)
15 & 8
Total
107,189

Batubara di ombilin mempunyai kualitas yang dapat diandalkan untuk export ataupun sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik tenaga uap. Seperti yang ditunjukkan tabel di bawah ini:

Tabel Kualitas Batubara

Rata-rata

1
Total Moisture
11
7
SiO2
24,4 - 78,44
MgO
0,63 - 3,49
2
Inherent Moisture
6

N2O3
6,7 - 22,87
Na2O
2,49 - 3,14

Ash Content
max 8

Fe2O3
8,34 - 32,96
TiO2
0,39 - 1,23

Volatile Matter
34

CaO
1,99 - 7,95
P2O5
0,22 - 0,24

Fixed Carbon
51
8
Initial Deformation
1,492
3
Sulphur Content
max 1

Initial Softening
1,519
4
Calori Value
6500 - 7500

Hemispherical
1,538
5
HGI
45

Fluid
1,593
6
C (%)
68,74 - 74,67
9
FSI
0 - 3,5

N (%)
1,25 - 1,42



Metode penambangan:
1. Metode Longwall
i. Longwall Manual. Diterapkan teakhir kali tahun 1989 di panel VI A AR, menggunakan peralatan sebagai berikut batang baja, hydraulic prop (HP), dan susunan kayu bulat (midwall), pneumatic hammer dan konveyor
ii. Longwall Semi Mekanis. Terakhir kali di pergunakan pada tahun 1989 di daerah blok AR VI/1, alat yang digunakan adalah Double Ended Drum Shearer, batang baja, Hydrulic Prop.
        iii. Longwall Mekanis Penuh
Mulai dipakai sejak tahun 1986 di panel III A, perbedaan dengan metode Longwall semi mekanis adalah terletak pada sistem penyanggannya,
2. Room and pillar (Dipergunakan pada panel IV F manual)
Alat tambang utama:
1. Double Ended Drum Shearer (DEDRS) sebagai alat gali muat utama yang dapat memotong batubara.
2. Armoured Flexible Conveyor (AFC) sebagaialat angkut batubara keluar tambang.
3. Powered Roof Support (PRS) sebagai penyangga mekanis untuk menahan beban batuan atap batuan di permukaan kerja.
Produksi:
Produksi tambang batubara ombilin sampai tahun 1998:

Tahun
Tambang Dalam
Tambang terbuka
Batubara bersih (ton)
1995
121386
1237528
1201846,11
1996
86575
1255712
1102904,45
1997
30684
1192768
1107560,53
1998
52800
1182317
1124000
Penjualan:
Penjualan dari Ombilain sampai tahun 1998 adalah sebagai berikut:

Tujuan
1995
1996
1997
1998
Domestik (ton)
480956,24
439624,51
581181,56
400000
Export (ton)
852483,47
771982,79
534792,52
376000
Jumlah (ton)
1333439,71
1211607,3
1115974
776000


P.T. Aneka Tambang
Unit Penambangan Emas Cikotok
Unit Penambangan Emas Cikotok (atau disingkat UPEC) adalah salah satu unit produksi dari P.T. Aneka Tambang. Produk akhirnya berupa presipitat Au dan Ag serta konsentrat Pb dan Zn.
Tambang yang dikelola adalah tambang Ciputer dan Cirotan, serta Cipicung/Gunung Picung, Cipanggelseran dan tambang Camari.
Lokasi: Tambang Cirotan terletak 17 km di sebelah utara Cikotok, sedangkan tambang Camari dan Cipanggelseran terletak masing-masing 4 km dan 12 km di sebelah utara Cirotan. Tambang Ciputer terletak di desa Cibeber, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Daerah ini terletak pada 60 50’ 34” LS sampai dengan 60 51’ 58” LS dan 00 30’ 40” BB sampai 00 30’ 40” BB.
Endapan: Bijih yang ada di unit Pertambangan Emas Cikotok dikenal sebagai:
1.     Bijih oksida, yaitu bijih dengan kandungan base metal Pb dan Zn rendah. Bijih ini terdapat di Cikotok, Cipicung, dan Gunung Picung.
2.     Bijih sulfida, yaitu bijih dengan kandungan base metal Pb dan Zn yang tinggi. Bijih ini terdapat di Cirotan, Cimari, Hatemi, dan Lebak Sembada.
Emas terdapat sebagai:
1.     Butiran logam murni yang bertebaran halus pada batuan kuarsa dan sulfida.
2.     Berkaitan dengan Ag sebagai Electrum.
Perak sebagai:
1.     Butiran logam murni.
2.     Terperangkap dalam oksida Mn.
3.     Mineral sulfida (Argentite dan Pyrargite).
Bijih yang terdapat di UPEC, yaitu: Electrum (Ag2S), Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), Pyrite (FeS2), Kalkopyrite (CuFeS2), Kovelite (CuS), Native Cu, Oksida dan Fluorida Besi, Arsenopyrite (FeAsS), sedikit Pyrhotite, sedikit Bornite (Cu5FeS4).
Sistem Produksi: Metode penambangan yang dipakai adalah Cut and Fill, yaitu suatu metode penambangan yang mana biji atau mineral berharga yang diambil dari dalam bumi kemudian diangkat ke permukaan tanah. Akibat pengambilan bijih tadi akan timbul rongga yang kemudian akan dimasukkan material pengisi ke dalamnya. Filling material yang dipakai merupakan campuran lumpur dan pasir dengan kayu kelas IV  (dikenal sebagai kayu Abasia atau Jeung-jing (Sunda) atau kayu Lengan (Jawa) atau Albizza falicata). Kayu jenis ini dipilih karena cukup kuat dan awet, mudah diperoleh, mudah ditanam dan cepat dipanen.
Keuntungan penggunaan filling material jenis ini adalah:
-       waktu persiapannya tidak lama,
-       pemasangan kayu cepat,
-       dapat langsung diproduksi tanpa menunggu kering dan keras seperti campuran pasir dan lumpur saja,
-       lombong yang dioperasikan terbatas,
-       tidak ada genangan lumpur dari level dan cross cut,
-       tidak memerlukan sarib, sehingga menghindari kemungkinan penyumbatan pompa-pompa penirisan.
Sedangkan kerugiannya adalah:
-       mahal,
-       udara di lombong menjadi panas dan berbau akibat pembusukan kayu,
-       akibat berhubungan langsung dengan tanah dan bebatuan serta kondisi yang lembab kayu akan cepat menjadi lapuk.

P.T. Aneka Tambang, Tbk.
Unit Penambangan Emas Cikidang
Lokasi: Berlokasi di Daerah Cikidang, desa Kujang Sari, Kec. Cibeber, Kab. Lebak, Propinsi Banten. Daerah ini terletak antara Cikotok dan Gunung Pongkor. Disebelah Timurnya Cirotan dan disebelah Selatannya terdapat lereng gunung Sanggabuana. Berjarak 35 km Timur Laut dari Cikotok.
Endapan: Urat Cikidang termasuk tipe endapan emas Epithermal yang terperangkap dalam formasi Cimapang, berumur Miosen Bawah dengan arah urat N 1850 E – N 2100 E dip 600 – 700 dan lebar 0.7 m – 2.7 m.
Selain itu juga dijumpai urat kuarsa yang tersingkap sepanjanng + 50 meter dengan arah N 1800° E - N 2100° E, kemiringan antara 600 – 760° kearah barat, lebar antara 10 dan 100 cm. Di sekitar hulu Sungai Cibanteng dijumpai zona urat (urat timur) berupa urat kuarsa dengan 1,5 dan 2 meter, berarah N 1700° E/ 860, kemiringan ke arah Barat.

Tabel Kadar Au/Ag
Lokasi
(meter)
Lebar rata-rata
Kadar rata-rata
Au
Ag
Vein Cikidang
1,50
10,0
87,60
Vein Tengah
1,00
0,54-12,00
3,40-108
Vein Timur
2,00
Tr - 1,04
6,99
Vein Barat
0,70
Tr-0,30
4,96-8,26

Metode penambangan: Menggunaan metode penambangan Underhand Stull Stoping dengan arah penambangan kearah bawah. Penyanggan dilakukan dengan kayu seperti cribbing.
Alat tambang dan bahan peledak yang digunakan
1.     LHD; untuk melakukan pemuatan batubara.
2.     Lokomotif dan Lori; untuk pengankutan batubara keluar tambang .
3.     Overshoot Loader; sebagai alat pemuatan batubara ke lori.
4.     Air Leg Drill Wet Type; alat pengeboran manual yang menggunakan batang bor Integral Drill Steel
5.     Powergel Magnum 3151; bahan peledak dengan detonatornya Half Second Delay.





P.T. Aneka Tambang, Tbk.
Unit Bisnis Penambangan Emas Pongkor

Lokasi

        PT Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pertambangan Emas terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Daerah ini dapat ditempuh sekitar 54 Km ke arah Barat Daya dari kota Bogor. Dengan luas wilayah Kuasa Pertambangan sebesar 6047 Hektar.
Areal penambangan tersebut meliputi wilayah KP eksploitasi No. KW 98 PP 0138/Jabar seluas 6.047 hektar dan KP eksplorasi No. KW 96 PP 0127 B/Jabar seluas 3.870 hektar. Sedangkan dari posisi geografi KP eksploitasi ini terletak pada kordinat:
-       Bujur Timur 106o30’01,0” sampai dengan 106 o 35’38,0”
-       Lintang Selatan 6o36’37.2” sampai dengan 6 o 48’11,0”




Peta eksploitasi dan eksplorasi Pongkor


Tiga urat bijih utama yang telah ditambang antara lain urat Ciurug, Ciguha dan Kubang Cicau. Urat bijih Ciurug dan Kubang Cicau saat ini masih dalam proses penambangan sedangkan Ciguha cadangannya dapat dikatakan sudah habis ditambang. Urat bijih yang baru ditemukan dan baru saja dimulai penambangannya adalah Pamoyanan.
       
        Endapan
        Proses pembentukan emas di daerah Pongkor merupakan pembentukan emas epithermal sulfida rendah. Umur mineralisasi batuan yang menyusun daerah ongkor diperkirakan sejak zaman Pliosen yang masih aktif sampai dengan zaman Pleistosen
Berdasarkan data eksplorasi dan penelitian, cebakan bijih tambang emas pongkor merupakan jenis cebakan epithermal berupa vein yang terdapat dalam batuan gunung api andesit kuarter tua sampai tersier.
Total seluruh cadangan mineral resourches yang tidak termasuk dalam kandungan bijih sebesar 1.751.941 ton batu basah dengan kadar rata-rata Au 9,6 gpt dan Ag 144,67 gpt, sedangkan total cadangan bijih sebesar 5.381.654 ton batu basah dengan kandungan rata-rata Au 11,81 gpt dan Ag 134,17 gpt
       
        Metode Penambangan
1. Cut and fill Stoping
Metode cut and fill yaitu mengambil bijih emas dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi dengan material filling yaitu slurry hasil pengolahan material limbah yang telah bersih dari unsur-unsur yang berbahaya. Metode cut and fill diterapkan pada penambangan bijih di urat bijih Ciurug dan Kubang Cicau
a. Cut and Fill Stoping mekanis
Diterapkan di Ciurug, semua peralatan yang digunakan sudah bersifat mekanik dari pengeboran sampai pengangkutan. Karena peralatan yang moderen dan mekanis maka produksi dari metode ini lebih besar daripada metode lainnya.

q Gambar Metode Cut and Fill Stoping Mekanis


q Gambar skema penambangan di Ciurug


q Gambar Penampang Ciurug, development pada sill drive, pengambilan ore pada slice dan jalur ore pass dari rampup dan antar level.



b. Cut and fill Stoping Konvensional
Diterapkan di urat Kubang Kicau disebut konvensional karena alat yang digunakan disini sebagian besar masih menggunakan tenaga manusia atau manual sehingga produksinya tidak terlalu besar.

q Ore yang diledakkan kemudian ditarik untuk dibawa ke ore chute dan ore pass
Gambar Ore chute dan Ore pass.



2. Shrinkage Stoping
Metode shrinkage stoping dilakukan secara overhand stoping konvensional dimana pekerja bekerja diantara tumpukan ore dan belakang stope yang sedang dikerjakan. Kegiatannya meliputi pengeboran, peladakan, scaling dan penyanggaan. Setelah diledakkan ore kemudian ditarik menuju ore chute dan ore pass.

q Gambar Sketsa Shrinkage Stoping

Setelah kegiatan selesai metode shrinkage tidak meninggalkan apa-apa (meninggalkan lombong besar) atau bisa juga diisi dengan waste serentak dengan ore ketika dilakukan penarikan terakhir. Apabila endapan bijih terlalu tebal maka diisi filling dengan waste atau slurry.



Alat-alat tambang yang digunakan
1. Electrics battery locomotive: Sebagai penggerak atau loko untuk menarik lori atau grandby.
2. Grand by: Sebagai alat angkut menuju keluar tambang ke ROM.
3. Rocker Shovel / Air Shoot Loader: Sebagai alat muat utnuk kapsiats yang kecil, dipaki pada Urat Kubang Kicau dan Urat Pamoyanan.
4. Slusher / scraper: Untuk menarik ore hasil peledakan menuju ore pass. Dipakai di Urat Kubang Kicau.
5. Jack leg: Untuk melakukan pengeboran secara manual. Dipakai pada urat Kubang Kicau dan Pamoyanan, dan sedikit di Urat Ciurug.
6. Wheel loader: Untuk melakukan pengangkutan ore di ore pass.
7. LHD (Load Haul and Dump): Untuk melakukan pemuatan ore hasil peledakan dan pemuatan waste untuk pengisian filling.
8. Jumbo Drill: Untuk melakuakn pengeboran mekanis di urat Ciurug.
9. Dump Truck: Mengangkut waste ke waste dump.
10. Cage / Winder: Alat bantu untuk pemuatan manusia seperti lift.
11. Mine Car: Untuk transportasi bantu menuju daerah Ciurug 500, dan transportasi di sekitar tambang.

Produksi
Produksi Pongkor pada tahun 2000 adalah sebagai berikut:


Tabel Produksi Batu basah tahun 2000


Pemasaran
        Hasil dari Pongkor berupa batangan yang mengandung emas dan sebagian besar perak. Selanjutnya batangan tersebut dibawa ke tempat pengolahan Logam Mulia di Jakarta. Disana batngan tersebut diolah untuk menjadi emas batangan dengan kadar 99,99% emas. Emas batangan yang sudah jadi tersebut selanjutnya di jual ke luar negeri atau export.

Pengolahan Limbah
         Pengolahan limbah dilakukan untuk mengantisipasi adanya bahan-bahan yang berbahaya dalam tailing khususnya yang mengandung sianida. Penanganan limbah dilakukan melalui 2 cara, yaitu cara alamiah dan cara kimia. Limbah yang dihasilkan dari pabrik pengolahan dialirkan menuju tailing dengan menggunakan pipa. Penanganan secara alamiah dilakukan di tailing dam. Kemudian penanganan dilakukan secara kimiawi yang dilakukan di Cyanide Destruction Plant dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). CN- yang kemungkianan masih ada diatasi dengan menambahkan H2O2, CuSO4, koagulant, dan floculant. Penambahan dilakukan sampai tingkat kekeruhan tertentu yang diijinkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sebelum dibuang ke sungai, air hasil pengolahan limbah dialirkan terlebih dahulu melewati sumur pengendapan, untuk menurunkan prosentase butiran (mengurangi tingkat kekeruhan) baru setelah itu air dilepaskan ke sungai Cikiniki.
Hasil pengendapan setelah ditambahkan bahan-bahan di atas akan berupa lumpur (slurry) yang tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Lumpur tersebut selanjutnya dialirkan kembali ke dalam tambang dengan menggunakan pipa untuk kegiatan back filling.
Pada lokasi pengolahan limbah terdapat laboratorium mini yang beroperasi 24 jam dengan pengambilan sampel setiap 1 jam untuk meneliti tingkat kandungan sianida, dengan maksud untuk mengontrol kandungan bahan berbahaya dari waktu ke waktu. 

Bagi yang mau KP atau TA di perusahaan-perusahaan tambang di atas, sebaiknya pahami lebih baik tentang perusahaan tersebut. Terutama sistem penambangan yang digunakan oleh tambang tersebut.

gudluck~

Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Manual Categories