Thursday 14 September 2017

HUBUNGAN INDONESIA DENGAN MYANMAR

MYANMAR
Description: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a6/SBY_dan_Thein_Sein_23-04-2013.jpg/240px-SBY_dan_Thein_Sein_23-04-2013.jpg
1.      Kapan pertama sekali Indonesia berhubungan dengan Negara Myanmar
Hubungan Indonesia dengan Myanmar merupakan hubungan asing antara Indonesia dengan Myanmar. Hubungan diplomatik terbentuk pada 27 Desember 1949. Indonesia memiliki duta besar di Yangon, sedangkan Myanmar punya duta besar di Jakarta.

2.      Kerjasama Indonesia di bidang:
a.      Perdagangan
Ekspor Indonesia ke Myanmar meliputi kertas dan produk dari kertas, minyak sawit, besi dan baja, tembakau dan karet. Sementara itu, impor Indonesia dari Myanmar meliputi tepung kanji, kayu, kacang-kacangan, soda, ikan dan sayur-mayur. Myanmar menunjukkan keinginannya mengimpor pupuk maupun semen dan mengundang para investor Indonesia demi menginvestasi maupun membuka bisnis di Myanmar. Jumlah nilai dagang Indonesia-Myanmar per Juni 2008 ditotal sejumlah US$159 miliar.
Indonesia juga setuju menginvestasi pada sektor tenaga listrik dan konstruksi Myanmar. Produser semen terbesar, PT Semen Indonesia, setuju menginvestasikan US$200 juta dalam bangunan produksi semen di Myanmar yang akan dibangun pada awal 2014.  Dalam masa kunjungan dia pada April 2013, Presiden Yudhoyono berjanji akan meningkatkan kerjasama ekonomi sejalan dengan reformasi Myanmar, juga berjanji mendorong firma-firma umum maupun pribadi Indonesia berinvestasi di Myanmar, juga menetapkan volume sasaran perdagangan sejumlah $1 miliar pada 2014. Indonesia dan Myanmar sama-sama meningkatkan volume perdagangan kedua negara. Volume perdagangan diperkirakan mencapai $1 miliar pada 2016.  Indonesia telah menawarkan membeli 300 ribu ton beras dari Myanmar.

b.      Pertanian
NYA PYI TAW – Indonesia dan Myanmar sepakat untuk dan meningkatkan kerja sama dalam bidang pertanian. Untuk itu nota kesepahaman antar kedua negara yang sudah ditandatangani sejak 2002 perlu diperbarui, karena nantiya akan menjadi payung hukum bagi kerjasama tersebut.
Kesepakatan itu merupakan hasil pertemuan bilateral Menteri Pertanian, Suswono dengan Menteri Pertanian dan Irigasi Myanmar U Myint Hlaing, Selasa (23/9) malam di Nya Pyi Taw, Myanmar. Keduanya bertemu di sela-sela acara ASEAN Ministerial Meeting on Agriculture and Forestry (AMAF) ke-36.
Baik Indonesia maupun Myanmar memandang penting kerjasama pertanian antar kedua negara untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian di kedua negara. Apalagi saat ini Myanmar telah ditunjuk menjadi pimpinan AMAF untuk satu tahun ke depan.
c.       Pertambangan
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengingatkan agar pengelolaan bisnis pertambangan Myanmar dan Indonesia harus lebih baik untuk bisa bersaing di Pasar Bebas ASEAN 2015. Catatan itu mengemuka dalam hasil riset OECD bertajuk Economic Outlook for Sutheast Asia, China, and India. Hasil riset itu dirilis di Bali pada Desember silam. Lembaga itu mengatakan kedua negara harus mampu mengembangkan industri pertambangan berikut hasil olahannya untuk mampu berperan lebih banyak di kawasan regional.
Sementara itu, catatan menunjukkan kalau pada 12 Januari 2014, pemerintah Indonesia bakal memberlakukan Undang-undang (UU) Nomor 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba). Poin penting dalam beleid itu adalah pelarangan ekspor mineral mentah.
d.      Ketenagakerjaan
Indonesia dan Myanmar juga memiliki kesepakatan dalam bidang energi yang diwakili oleh Departemen Luar Negeri kedua negara.masalah hoetherma, kerjasama yang lain dalam hal perikanan,pertanian,kehutanan,pendidikan,dan, kebudayaan dalam rencana jangka panjang.Adapun kerja sama ini akan tetap diperluas seiring berjalannya pemerintahan.
e.       Peternakan
Seperti halnya negara berkembang lainnya, menurut Win Myint, ekspor utama Myanmar sebagian besar adalah dari sektor pertanian, sedangkan impor terutama barang-barang manufaktur. Dikemukakannya bahwa sektor-sektor andalan Myanmar saat ini adalah migas, manufaktur, hotel dan pariwisata, real estate dan pertambangan. Sektor-sektor investasi yang terbuka bagi asing antara lain sektor kehutanan, migas, pertambangan, manufaktur, real estate, peternakan dan perikanan, transportasi dan komunikasi, konstruksi dan jasa. Untuk meningkatkan nilai investasi asing ke Myanmar, U Win Myint mengajak pengusaha Indonesia menjajaki kemungkinan hubungan dagang sekaligus menanamkan modalnya di Myanmar.
f.       Perindustrian
Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi, menjelaskan, peluang kerja sama kedua negara akan semakin terbuka dengan mempertemukan para pengusaha Indonesia dengan pengusaha Myanmar. Keyakinan tersebut muncul pascarangkaian acara "Business Matching", yang dilakukan dalam rangka perayaan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia Myanmar, di Yangon, Myanmar.‎
Kegiatan itu dihadiri Vice President Badan Penanaman Investasi Myanmar, Zaw Min Win, 100 pengusaha Myanmar yang berasal dari 58 perusahaan. Perwakilan dari Indonesia adalah sejumlah perusahaan BUMN, sekitar 15 perusahaan Indonesia, baik yang berdomisili di Myanmar maupun yang datang langsung dari Indonesia. "Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi, terutama perdagangan dan investasi,
g.      Pendidikan
Indonesia dan Myanmar sepakat dalam bidang energi yang diwakili oleh Departemen Luar Negeri kedua negara.masalah hoetherma, kerjasama yang lain dalam hal perikanan,pertanian,kehutanan,pendidikan,dan, kebudayaan dalam rencana jangka panjang.
h.      Sosial-Budaya
Negeri kedua negara.masalah hoetherma, kerjasama yang lain dalam hal perikanan,pertanian,kehutanan,pendidikan,dan, kebudayaan dalam rencana jangka panjang.
i.        Kesehatan
Pihak Myanmar sendiri, kata Dino, meminta agar investasi pengusaha asal Indonesia di negara tersebut juga ditingkatkan. Peningkatan peluang usaha dan kerjasama ekonomi juga akan diarahkan pada sektor kerjasama energi, pertambangan dan pertanian, transportasi, Informasi Teknologi, kesehatan dan turisme.
Khusus untuk bidang turisme, Indonesia menggagas adanya kerjasama pariwisata antara Indonesia, Myanmar, Laos dan Vietnam dengan ciri khas kebudayaan yang sama. "Sedang dijajaki adanya hubungan penerbangan antara Myanmar dan Indonesia," kata Dino.
3.      Konflik Indonesia-Myanmar
Indonesia melalui Menteri Luar Neger Retno Marsudi melakukan upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan di Myanmar. Hasilnya, memang belum kentara mengingat konflik kemanusiaan terus berlangsung.
Indonesia menawarkan solusi kepada Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap kelompok Rohingya di Rakhine State. Saat bertemu dengan Konselor Negara Republik Persatuan Myanmar Aung San Suu Kyi di Nay Pyi Daw, Indonesia menawarkan Formula 4+1.


Empat elemen dimaksud adalah mengembalikan stabilitas dan keamanan, menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan, perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine tanpa memandang suku dan agama, dan pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan.

Fadhillah

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Manual Categories